IDENTIFIKASI GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA SEBAGAI KONSUMEN BIOSKOP
Abstract
Peningkatan drastis jumlah penonton film di bioskop didominasi oleh orang muda, khususnya mahasiswa.Dengan dijadikannya orang muda sebagai sasaran dalam dunia bisnis, penting untuk melihat bagaimana gaya pengambilan keputusan dalam menonton film di bioskop. Studi-studi sebelumnya mengenai gaya pengambilan keputusan konsumen pada orang muda menemukan hasil yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya pengambilan keputusan yang dominan pada mahasiswa ketika menonton di bioskop. Instrumen yang digunakan adalah adaptasi skala Consumer Style Inventory (CSI) dari Sproles dan Kendall (1986) yang mengukur tujuh gaya. Partisipan penelitian merupakan mahasiswa dari tiga universitas swasta di Jakarta Barat sebanyak 225 mahasiswa (105 laki-laki dan 210 perempuan) berusia antara 17 hingga 21 tahun. Sesuai dugaan peneliti, ditemukan tiga gaya dominan adalah Perfectionistic (36,00%), Price conscious (35,11%), dan Recreational (31,56%). Artinya mahasiswa cenderung mengutamakan kualitas bioskop dalam menonton film sebagai sarana hiburan dengan tetap memperhatikan harga tiket di waktu luang mereka dengan keterbatasan keuangan.
Kata kunci: mahasiswa, penonton bioskop, bioskop, gaya pengambilan keputusan konsumen.
Full Text:
PDFReferences
Abraham, A. & Patro, S. (2014). ‘Country-of-Origin’ effect and consumer decision-making. Management and Labour Studies, 39(3), 309–318. doi: 10.1177/0258042X15572408.
Anić, I. D., Suleska, A. C., & Rajh, E. (2010). Decision-making styles of young-adult consumers in the Republic of Macedonia. Ekonomska istraživanja, 23(4), 102-113.
Bachdar, S. (2017, 7 Maret). Dolby Atmos suguhkan pengalaman nonton bioskop tak biasa. Marketeers. Diambil dari http://marketeers.com/dolby-atmos-dan-pengalaman-menonton-bioskop/
Badan Ekonomi Kreatif (2017). Laporan riset segmentasi dan pengambilan keputusan penonton film. Diambil dari situs Universitas Muhadiyah Yogyakarta: http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12025/Laporan Akhir Penelitian Penonton Bioskop – UPDATE 070717 (Feedback) (3) (1).pdf.
Bahurekso, P. R. (2015, 29 November). Penonton film Indonesia didominasi kelompok terdidik. Metrotvnews.com. Diambil dari http://news.metrotvnews.com/read/2015/11/29/195782/penonton-film-indonesia-didominasi-kelompok-terdidik.
Batool, S., Ahmed, M. A., Umer, M., & Zahid, Z. (2015). Impact of consumer innovativeness on shopping styles: A case of Pakistan. International Journal of Business and Management Invention, 4(2), 19-28.
Bedi, S. S., & Lal, A. K. (2014). Identification of consumer decision-making styles of youth in shopping malls. Asia-Pacific Journal of Management Research and Innovation, 10(3), 219–224. doi: 10.1177/2319510X14539743.
Della, M. V. (2016, 30 Mei). CGV blitz Buka Bioskop Baru untuk Gaet Mahasiswa. Muvila. Diambil dari http://www.muvila.com/film/artikel/cgv-blitz-buka-bioskop-baru-untuk-gaet-penonton-mahasiswa-160530f.html
Hidayat, F. (2017, 10 Januari). Tahun ini, CGV tambah 13 bioskop di seluruh Indonesia. Merdeka.com. Diambil dari https://www.merdeka.com/uang/tahun-ini-cgv-tambah-13-bioskop-di-sel.
Kamaruddin, A. R., & Mokhlis, S. (2003). Consumer socialization, social structural factors and decision‐making styles: A case study of adolescents in Malaysia. International Journal of Consumer Studies, 27, 145-156.
Kumar, R. (1999). Research methodology: A step-by-step guide for beginners. Malaysia: Sage Pub.
Lestari, P. E. (2010). Faktor-faktor yang menjadi alasan konsumen yang memilih menonton film di bioskop cinema XXI (Skripsi tidak diterbitkan). Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Madahi, A., Sukati, I., Mazhari, M. Y., & Rashid, W. N. (2012). Consumer decision making styles amongst young generation in Malaysia. European Journal of Social Sciences, 30(2), 263-275.
Mokhlis, S. (2009). An investigation of consumer decision-making styles of young-adults in Malaysia. International Journal of Business and Management, 4(4), 140-148.
Nadya, G. (2013, 10 Januari). Kenapa nonton film di bioskop lebih asyik? Malesbanget.com. Diambil dari http://malesbanget.com/2013/01/kenapa-nonton-film-di-bioskop-lebih-asyik/
Pratama, F. N. (2018, 27 Februari). Kabar baik! Triawan Munaf sebut sektor film Indonesia tumbuh 10%. Detikhot. Diambil dari https://hot.detik.com/movie/d-3889476/kabar-baik-triawan-munaf-sebut-sektor-film-indonesia-tumbuh-10?_ga=2.268974135.735259368.1525574088-1155616552.1523498030.
Ramadan, R. (2016). Young Syrian consumer styles: Implications for international marketers. International Journal of Market Research, 58(6), 835-857. doi: 10.2501/IJMR-2016-040.
Rulianto, A. (2015, 21 Maret). Jumlah penonton berkurang, film jelek dilarang. Muvila. Diambil dari http://www.muvila.com/film/artikel/jumlah-penonton-berkurang-film-jel.
Saiful Mujani Research & Consulting (2015). Memahami pola menonton kelas muda urban Jakarta: Survei di tiga universitas di Jakarta. Diambil dari https://www.slideshare.net/AdrianJonathanPasari/smrc-survei-penonton-film-oktober-2015.
Saputra, R. D., & Prarenda, I. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan penonton bioskop xxi di kota bandung. e-Proceeding of Management, 2(1), 649-656.
Shim, S., & Koh, A. (1997). Profiling adolescent consumer decision-making styles: Effects of socialization agents and social-structural variables. Clothing and Textiles Research Journal, 15(1), 50-59.
Singh, R., & Singh, J. (2017). Adolescents’ market segmentation: Using CSI as a tool. Vision, 21(4) 425–435.
Sistem Audio Dolby Atmos dan layar raksasa manjakan penonton studio Cinemaxx Ultra XD (2014, 20 Oktober). Detikhot. Diambil dari https://hot.detik.com/movie/d-2724544/sistem-audio-dolby-atmos-dan-layar-raksasa-manjakan-penonton-studio-cinemaxx-ultra-xd.
Siu, N. Y. M., Wang, C. C. L., Chang, L. M. K., & Hui, A. S. Y. (2001). Adapting Consumer Style Inventory to chinese consumers: A confirmatory factor analysis approach. Journal of International Consumer Marketing, 13(2), 29-47.
Sproles, G. B. (1985). From perfectionism to fadism: Measuring consumers’ decision-making styles. dalamProceedings, American Council on Consumer Interests (Vol. 31, hlm. 79-85). Columbia, MO: ACCI.
Sproles, G. B., & Kendall, E. L. (1986). A methodology for profiling consumers' decision‐making styles. Journal of Consumer Affairs, 20(2), 267-279.
Sugiyono. (2016). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tanksale, D., Neelam, N., & Venkatachalam, R. (2014). Consumer decision making styles of young adult consumers in India. Social and Behavioral Sciences, 133, 211-218.
Taylor, P., Funk C., & Craighill, P. (2006, 16 Mei). Increasingly, americans prefer going to the movies at home. Pew Research Center. Diambil dari http://www.pewsocialtrends.org/2006/05/16/increasingly-americans-prefer-going-to-the-movies-at-home/
Tresia, A. (2016). Gaya pengambilan keputusan membeli mahasiswa di Jakarta (skripsi tidak diterbitkan). Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta.
Walsh, G., Mitchell, V. W., & Hennig-Thurau, T. (2001). German consumer decision-making syles. The Journal of Consumer Affairs, 35(1), 73-95.
Yasin, B. (2009, Juli). Consumer decision-making styles in Turkey. Proceeding of the 14th Biennial World Marketing Congress, 261-266.
Yeon, S.J., Victoria, V., & Song, Y. W. (2017). Consumer decision making styles: A comparison between Russian and Korean consumers. Journal of Distribution and Logistics,4(2), 5-27..
Yilmaz, K. G., Gungordu, A., & Yumusak, T. (2016). The Relationship between the List of Values and consumer decision making styles in the context of clothing products. Business Management Dynamics, 5(9), 1-14.
DOI: https://doi.org/10.47007/jpsi.v16i02.1
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi
Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No 9 Kebon Jeruk Jakarta 11510 Indonesia
Telp : 021-5674223 ext 266